Blog Layout

Sindrom Koroner Akut

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Bahkan World Health Organization (WHO) telah memprediksikan bahwa dimasa yang akan datang 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular akan terjadi di negara berkembang. Berdasarkan laporan World Health Statistic tahun 2008, tercatat 17,1 juta orang meninggal di dunia akibat penyakit kardiovaskular. WHO juga memprediksi pada tahun 2030 lebih dari 23,4 juta orang akan meninggal per-tahunnya akibat penyakit kardiovaskular. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan tahun 2007 diketahui bahwa 31,9% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.


Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian. Sindrom ini bervariasi dari pola angina pektoris tidak stabil hingga terjadinya infark miokard yang luas (Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease: Acute Coronary Syndrome. 2011. P:162-75). Sindrome Koroner Akut dimulai ketika plak aterosklerosis di dalam arteri koroner terganggu dan merangsang agregasi platelet dan pembentukan trombus (Kristen J. Acute Coronary Syndrome. AJN. May 2009 Vol. 109, No. 5). Atheroslerosis atau plak adalah akumulasi endapan lemak, kolesterol dan subtansi lainnya di dalam lapisan pembuluh darah akibat adanya disfungsi endotel, sehingga plak menumpuk di satu titik dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah ini menyebabkan elastisitas dari endotel semakin rendah, hal ini merupakan faktor yang menyebabkan plak sewaktu-waktu dapat mengalami ruptur atau pecah. Ketika plak mengalami ruptur proses trombosis dapat terjadi dimana platelet atau disebut juga trombosit akan mengalami aktivasi sehingga membentuk bekuan darah atau trombus.


Antiplatelet adalah obat yang dapat menghambat pembentukan trombus (bekuan darah) dengan cara mencegah penggumpalan trombosit. Clopidogrel merupakan obat antiplatelet golongan ADP antagonis yang bekerja secara selektif menghambat ikatan Adenosine Di-phospate (ADP) untuk berikatan dengan reseptor ADP di platelet. Karena ADP tidak berikatan dengan reseptornya, kompleks GPIIb/IIIa tidak teraktifasi maka ikatan benang-benang fibrin tidak terbentuk sehingga mencegah timbulnya agregasi platelet.



Publikasi hasil penelitian terhadap Clopidogrel untuk berbagai macam kasus yang berhubungan dengan kejadian aterotrombosis sudah tidak diragukan lagi. Salah satu penelitiannya dilakukan oleh CURE Study (Clopidogrel in Unstable Angina to Prevent Recurrent Events). CURE melakukan penelitian menggunaan Clopidogrel untuk kasus SKA, penelitian tersebut dilakukan di berbagai Rumah Sakit dari berbagai Negara. Dari hasil penelitian CURE menunjukkan bahwa Clopidogrel dapat menurunkan angka kematian pasien dan kejadian ulangan dari kejadian Sindrom Koroner Akut (SKA).


Share by: